Categories Travel

Jajanan Tradisional Lombok Yang Mulai Langka

Namun, di tengah arus modernisasi yang deras, banyak jajanan tradisional Lombok yang mulai tergeser dan terancam punah. Bukan hanya sekadar makanan, jajanan ini merupakan warisan budaya, cerminan kearifan lokal, dan bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Lombok. Hilangnya jajanan ini berarti hilangnya sepenggal sejarah dan kenangan yang tak tergantikan.

Artikel ini akan mengajak Anda untuk bernostalgia, mengenang, dan sekaligus prihatin terhadap beberapa jajanan tradisional Lombok yang kini semakin langka. Kita akan menyelami sejarah, proses pembuatan, serta upaya pelestarian yang perlu dilakukan agar warisan kuliner lezat ini tetap dapat dinikmati generasi mendatang.

1. Ares: Sejenis bubur yang terbuat dari tepung kanji yang dicampur dengan santan dan gula aren. Teksturnya lembut dan kenyal, dengan rasa manis yang khas. Ares bukan sekadar makanan pengganjal perut, melainkan juga sering disajikan dalam acara-acara adat dan perayaan tertentu. Proses pembuatannya cukup rumit, membutuhkan keahlian khusus dalam mengolah tepung kanji agar teksturnya pas. Sayangnya, kesulitan dalam proses pembuatan dan munculnya jajanan modern yang lebih praktis membuat Ares kini semakin sulit ditemukan, bahkan di daerah asalnya sendiri. Generasi muda pun banyak yang belum mengenal, apalagi mencicipinya.

Jajanan Tradisional Lombok Yang Mulai Langka

2. Janggel: Camilan manis yang terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk bulat-bulat kecil, kemudian direbus dan disiram dengan gula merah cair. Janggel memiliki rasa manis yang legit dan tekstur kenyal yang unik. Dulunya, Janggel mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, terutama saat menjelang hari raya. Namun, kini keberadaan Janggel semakin jarang, tergeser oleh camilan modern yang lebih praktis dan mudah didapatkan. Proses pembuatannya yang membutuhkan waktu dan ketelitian menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaannya.

3. Sate Rembiga: Sate yang terbuat dari daging sapi, ayam, atau kambing yang dibumbui dengan rempah-rempah khas Lombok. Yang membedakan Sate Rembiga dengan sate lainnya adalah penggunaan bumbu rempah yang kaya dan unik, menghasilkan rasa yang gurih, pedas, dan sedikit manis. Sate Rembiga biasanya disajikan dengan lontong dan sambal terasi yang menambah cita rasa. Meskipun masih ada, namun keberadaan Sate Rembiga yang dibuat dengan cara tradisional, menggunakan rempah-rempah pilihan dan proses pengolahan yang teliti, semakin sulit ditemukan. Banyak penjual sate yang lebih memilih cara yang lebih praktis dan cepat untuk memenuhi permintaan pasar.

4. Plecing Kangkung: Bukan sekadar kangkung rebus biasa, Plecing Kangkung merupakan hidangan khas Lombok yang terbuat dari kangkung yang direbus lalu disiram dengan sambal plecing. Sambal plecing sendiri terbuat dari cabai rawit, terasi, gula merah, dan garam, yang menghasilkan rasa pedas, gurih, dan sedikit manis. Meskipun Plecing Kangkung masih mudah ditemukan, namun rasa otentiknya, dengan kangkung yang dipetik langsung dari kebun dan sambal yang dibuat dengan resep turun-temurun, semakin sulit didapatkan. Banyak penjual yang lebih memilih menggunakan bahan-bahan yang lebih mudah didapat dan proses pembuatan yang lebih cepat.

5. Taliwang: Ikan bakar yang sangat populer di Lombok. Ikan yang biasanya digunakan adalah ikan cakalang atau ikan tongkol, yang dibumbui dengan rempah-rempah khas Lombok dan dibakar hingga matang. Taliwang memiliki rasa yang gurih, sedikit manis, dan pedas. Meskipun masih banyak yang menjual Taliwang, namun cita rasa otentiknya, dengan ikan segar yang ditangkap langsung dari laut dan bumbu yang dibuat dengan resep turun-temurun, semakin sulit ditemukan. Faktor ekonomi dan persaingan bisnis membuat banyak penjual memilih cara yang lebih praktis dan ekonomis.

6. Bebalung: Sejenis sup yang terbuat dari daging sapi yang direbus hingga empuk, kemudian disajikan dengan kuah yang kaya rempah-rempah. Bebalung memiliki rasa yang gurih dan kaya rempah, sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin. Proses pembuatan Bebalung membutuhkan waktu yang cukup lama, karena daging sapi harus direbus hingga benar-benar empuk. Hal ini membuat banyak penjual lebih memilih hidangan yang lebih praktis dan cepat. Padahal, proses perebusan yang lama inilah yang menghasilkan tekstur daging yang empuk dan kuah yang kaya rasa.

7. Jaje Laklak: Kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula merah. Jaje Laklak memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang manis. Biasanya, Jaje Laklak dibuat dengan cetakan khusus yang terbuat dari bambu. Proses pembuatannya yang membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang cukup lama membuat Jaje Laklak semakin sulit ditemukan. Generasi muda pun banyak yang tidak tertarik untuk mempelajari proses pembuatannya.

8. Wajik: Kue tradisional yang terbuat dari beras ketan yang direbus dengan gula merah dan santan. Wajik memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang manis. Wajik biasanya disajikan dalam acara-acara adat dan perayaan tertentu. Proses pembuatannya yang membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang cukup lama membuat Wajik semakin sulit ditemukan. Banyak yang lebih memilih kue modern yang lebih praktis dan mudah didapatkan.

Upaya Pelestarian:

Kelangkaan jajanan tradisional Lombok ini tentu menjadi keprihatinan bersama. Untuk mencegah kepunahannya, beberapa upaya pelestarian perlu dilakukan, antara lain:

  • Dokumentasi dan penelitian: Melakukan dokumentasi resep dan proses pembuatan jajanan tradisional Lombok secara sistematis, termasuk riset mengenai sejarah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
  • Pelatihan dan workshop: Menyelenggarakan pelatihan dan workshop bagi generasi muda agar mereka tertarik untuk mempelajari dan melestarikan jajanan tradisional Lombok.
  • Pengembangan produk: Mengembangkan produk jajanan tradisional Lombok dengan inovasi dan kemasan yang menarik, sehingga lebih mudah diterima pasar modern.
  • Pemanfaatan media sosial: Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dan memperkenalkan jajanan tradisional Lombok kepada masyarakat luas.
  • Kerjasama dengan pemerintah dan swasta: Membangun kerjasama dengan pemerintah dan swasta untuk mendukung pelestarian jajanan tradisional Lombok, misalnya melalui program pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).
  • Penetapan sebagai warisan budaya: Mengusulkan jajanan tradisional Lombok sebagai warisan budaya tak benda agar mendapatkan perlindungan dan perhatian khusus dari pemerintah.

Hilangnya jajanan tradisional Lombok bukan hanya berarti hilangnya cita rasa, tetapi juga hilangnya bagian penting dari identitas budaya. Upaya pelestarian yang sistematis dan berkelanjutan sangat penting agar generasi mendatang masih dapat menikmati dan menghargai kekayaan kuliner warisan leluhur ini. Mari kita jaga jejak rasa ini agar tetap lestari. Mari kita lestarikan warisan kuliner Lombok untuk masa depan yang lebih baik.

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like